Hmm…
Nyoba hal baru.
Kata orang mencoba adalah pengalaman. Trus ada yg bilang juga, pengalaman.adalah guru terbaik. Jadi, semakin banyak pengalaman, maka wawasan dan pengetahuan kita akan.semakin luas.
Beberapa waktu yang lalu, dunia blogsphere indonesia kembali heboh. Yaitu mengenai kekalahan vixion akan vario125. Para penunggang vixion kebakaran jenggot. Masak 150cc kalah dengan 125cc?! Ga terima…
Santai aja kangbro kayak di pantai.
Kita perlu sadari bahwa kencang atau tidak kencang, semua trrgantung pembandingnya. Pernah ga kangbro riding di jalan lurus nan sepi, ga ada kendaran lainnya, tanpa mrmandang spedo. Pertama betot gas, sensasi kencang yetasa karena terpaan angin, tapi lama-kelamaan, seakan-akan motor kita melaju dengan lamban. Ketika kita kita lihat speedo, wow ga taunya sudah 120kpj misalnya, otak kita mulai berpikir “saya melaju kencang, sapa yang akan menyalip!?” Namun, tiba2 dengan nyantainya ada bus menyalip kita, mulai dah rasa kecewa muncul ” yah… kok masih kalah sama bus ya padahal dah lari 120kpj..”
Pada ilustrasi di atas, ada dua pembanding yaitu speedometer dengan kendaraan lain. Ketika laju motor di konversi ke angka2 di speedometer, kita akan merasa sensasi cepat atau lambat. Jika pembandingnya kendaraan lain maka sensasi cepat atau lambat akan terasa ketika kita mendahului atau didahului oleh kendaraan lain.
Prmbanding kecepatan bisa saja kombinasi dari beberapa hal, misalnya kombinasi antara speedometer, gps, dan kendaraan lain. Ketika kita melaju dan melihat speedometer maka sensasi kencang akan terasa di atas angka 120kpj (tiap orang bisa beda), namun sensasi kencang akan berkurang jika setelah melihat gps tertera angka lebih rendah. Di spedo 120kpj eh di gps hanya 100kpj, maka mulai muncul perasaan “waduh trnyata motorku pelan ya…”. Ini diperparah jika gas mentok 120kpj, eh disalip kendaraan lain, apalagi dengan cc yg lebih kencil. Rasa ga percaya akan muncul, penasaran. Di speedo 120kpj, eh ternyata di gps hanya 100kpj dan berhasil disalip kendaraan lain dg cc lebih kecil. Lengkaplah sudah. Remuk redam hati ini.
Namun, dantai aja kangbro, ga usah berkecil hati. Kita buat barometer kecepatan motor kita sendiri. Kita bangun di otak bahwa motor melaju kencang di kecepatan 100kpj. Cukup 1 pembanding, cuekin aja jika ada yang manas2i di jalan. Sugesti pikiran kita dengan kata2 ” INI SUDAH KENCANG KOK!”
Ingatlah keluarga di rumah mengharapkan anda kembali hidup-hidup, bukan dalam keadaan cidera atau bahkan mayat (moga ga terjadi pada pembaca).
So, kita hatus sadari bahwa kencang tidak kencang tergantung pembandingnya. Open mind!
Kencangin aja hehehehehe…
http://gombongmotorcommunity.com/
SukaSuka
yup..apa-apa emang baru keliatan kalo ada pembandingnya..100 kpj juga udah > 25m/detik 🙂
SukaSuka
maaf sekedar koreksi 100 kpj berarti 100 km per jam jika dikonversi ke m/s maka=
100000 m / 3600 detik = 27,78 m/detik
SukaSuka
Waw…. bantereeeee
SukaSuka
megison mentok 80 km/jam ane dah syukur, buat apa ngebut??
SukaSuka
sekencang kencangnya kereta api kalau lagi parkir,psti di salip sama honda c70…? #bercanda,kang… https://bakulkangkungjpr1.wordpress.com/2012/09/12/k-18-akan-mirip-megison-mossook/
SukaSuka
setubuh…
eh setuju…
xcd ane jg pol mentok 95 udah alhamdulillah..
mau ngebut dimana…?
SukaSuka
absen dulu
http://gombongmotorcommunity.com/
SukaSuka
sip setuju……….! gambarnya mana kang? biar asyik ditambahi gambar lah
SukaSuka
joslah
http://gombongmotorcommunity.com/
SukaSuka
tapi lain halnya dengan sepeda motor bebek injeksi kencang dan irit jupiter z1 yang pasti ngebut buat balapan gan 😛
SukaSuka
Hehehe… kan jalan umum,bukan sirkuit…
SukaSuka
jarang lebih dri 80
http://extraordinaryperson.wordpress.com/
SukaSuka