SE Penyederhanaan RPP, dan Kesiapan Guru

Menarik mencermati Surat Edaran Menteri Pendidikan No. 14 th 2019 ttg penyederhanaan RPP. Tertulis bahwa dri 13 komponen RPP, hanya 3 yg wajib. Tujuan, skenario dan asessment. Sementara yg lainnya adl pendukung.
Ini mengagetkan. Pasalnya, sejak lama guru2 di Indonesia “dilatih” untuk membuat RPP dg 13 komponen tsb. Termasuk saya. Hingga pada suatu ketika, saya mendapat pencerahan.
Negara mengeluarkan biaya banyak untuk mencerahkan saya. Ini ttg nasib. Keberuntungan. Ada guru yg dengan mencermati sekitar, sudah sadar bahwa 13 komponen ruwet. Ada yg harus “dihantam” berbagai pelatihan baru sadar kalo ruwet. Saya sendiri, harus dikirim ke luar negeri untuk menyadari ini.

 

Memang hanya 3 minggu. Namun, itu cukup membuat mata terbuka lebar. Cukup membuat saya tercerahkan. Dan pembuatan skenario pembelajarn saya berubah total.
Berpijak pada 3 pertanyaan yaitu:
1. Apa yg harus siswa ketahui (tujuan)
2. Apa yg bisa dilakukan/dikerjakan siswa (skenario pembelajaran)
3. Produk/karya apa yg bisa siswa hasilkan.

Dari 3 pertanyaan itu, bisa dikembangkan menjadi sebuah RPP. Pertanyaan pertama erat kaitannya dg analisis KD. Berada di level kognitif berapa KD tsb? KKO apa yg tepat? Dsb.
Pertanyaan kedua bertautan dg pertanyan pertama. Pengembangannya. Setelah diketahui KKO yg tepat (saya lebih suka menggunakan pedagogy wheel daripada yg buatan kementrian), rancanglah sebuah skenario pembelajaran. Kalo saya, dalam merancang, ga muluk2. Cukup bagaimana caranya siswa tidak tidur. Cukup share n discuss. Cukup dg membuat anak2 sibuk beraktifitas.

Pertanyaan ketiga adl produk/harus. Tidak harus berupa hardcopy. Bisa apa saja. Beberapa kali saya meminta anak2 membuat video. Ada video rekonstruksi ulang. Ada video presentasi. Pernah pula membuat peta animasi.
Asessment sendiri saya fokuskan pada 3 hal ketepatan waktu mengumpulkan, kesesuaian produk dg tema, estetika produk.
Secara garis besar begitu. Cukup 1 lembar saja.

Iklan