Seri guru: Kurikulum 2013, Kemenangan Mata Pelajaran Sejarah Indonesia


Hmm…

Kurikulum pendidikan Indonesia kembali mengalami perubahan. Kurikulum terbaru ini, diberi nama kurikulum 2013. Adapun fokus dari kurikulum ini seperti yang dikatakan Menteri Pendidikan, M. Nuh dalam pengantar Buku Guru;

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi
peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.

Rupanya kementrian Pendidikan Indonesia berusaha untuk merubah secara menyeluruh kurikulum sebelumnya. Fokus utamanya adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Jadi, peserta didik setidaknya harus memenuhi 4 fokus tersebut di semua pelajaran yang ditentukan.

Perubahan yang mencolok lainnya adalah diberikannya porsi lebih untuk mata pelajara Sejarah Indonesia. Jika sebelumnya pelajaran sejarah diberi porsi sedikit, maka kurikulum 2013 menjadikan pelajaran sejarah sebagai kelompok Paket A alias kelompok pelajaran wajib (untuk SMA/SMK).

Hal serupa pernah terjadi ketika ada pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa. Pelajaran ini muncul di era 80’an hingga awal 90’an. Pelajaran Sejarah ‘dipentingkan’. Namun, setelahnya Pelajaran Sejarah hanya menjadi pelengkap saja. Sudah menjadi rahsia umum bahwa pelajaran sejarah identik dengan kantuk, cerita, dan hafalan. Akhirnya disepelekan.

Porsi pelajaran sejarah sedikit. Ironinya, ketika ada tes CPNS, tes masuk perguruan tinggi, dan beberap tes lainnya, materi sejarah mendapat porsi besar. Mereka yang sebelumnya menyepelekan akhirnya kelabakan, kebingungan. Karena mereka tidak siap untuk menghadapi kenyataan bahwa materi Sejarah muncul pada tes.

Adapun fokus dan tujuan pelajaran Sejarah Indonesia pada kurikulum 2013 adalah

Sejarah Indonesia bukan berisi materi pembelajaran yang dirancang hanya untuk mengasah kompetensi pengetahuan peserta didik. Sejarah Indonesia adalah mata pelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang dimensi ruang-waktu perjalanan sejarah Indonesia, keterampilan
dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasainya secara konkret dan abstrak, serta sikap menghargai jasa para pahlawan yang telah meletakkan pondasi bangunan negara Indonesia beserta segala bentuk warisan sejarah, baik benda maupun takbenda. Sehingga terbentuk pola pikir peserta didik yang sadar sejarah.

Dari sana terlihat bahwa menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotik serta cinta tanah air menjadi fokus pembelajaran. Mengapa demikian? karena saat ini, kita sudah lupa akan hal itu. Dan sikap; rasa nasionalisme mulai luntur atau bahkan bisa dikatakan lenyap. Cara mengetesnya gampang, coba tanyakan kepada diapa saja disekitar anda tentang bunyi teks Pancasila!?. Bahkan tidak sedikit dari pejabat pemerintah dan wakil rakyat kita yang terhormat itu, tidak hapal tentang bunyi teks Pancasila.

Golongan pemuda pun sama saja. Mereka cenderung apatis; tidak peduli dengan hal-hal yang berbau nasionalisme. Apalagi dengan kemunculan generasi ‘alay’. Hari-hari mereka hanya diisi dengan hura-hura.

Nah, Kurikulum 2013 menugaskan kepada guru Sejarah untuk mengembalikan rasa nasionalisme yang telah memudar. Penanaman akar nasionalisme dengan cara menggali sejarah, kemudian dipupuk dengan ilmu pengetahuan lainnya. Agar ‘tanaman’ muda itu bisa tumbuh menjadi tanaman yang kokoh, kuat menahan hempasan badai, dan sekaligus mampu menjadi tempat berteduh.

Wassalam

 

 

 

nb: bagi rekan-rekan guru sejarah yang ingin men-download buku pegangan guru Sejarah Indonesia klik di sini. dan yang belum mempunyai kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran sejarah indonesia kelompok wajib sma dan smk, bisa klik di sini.

 

 

 

10 Responses to Seri guru: Kurikulum 2013, Kemenangan Mata Pelajaran Sejarah Indonesia

  1. Erit07 berkata:

    Mudah2an lebih baik..

    Suka

  2. wirawax berkata:

    Jika demikian, seharusnya pembelajaran mapel sejarah dibuat lebih menarik. Sekadar seperti yang saya alami dulu waktu era ada PSPB adalah membosankan. Saya (agak) tahu sejarah indonesia malah dari baca2 buku sendiri. Bicara nasionalisme, menurut saya, negara kita cenderung lembek, dan jati dirinya belum terlalu kuat. Mungkin karena filsafat Pancasila itu sendiri yang (sepertinya) (sudah) mandheg. Jika ada filsuf2 Pancasila yang mampu menggelorakan falsafah Pancasila sekarang ini, tentu nasionalisme akan lebih kuat. Tapi siapa to filsuf Pancasila saat ini? hehehe
    Ironisnya P4 yg sebenarnya bisa jadi alat indoktrinasi nasionalisme dan pancasila dengan baik, malah dihapus….
    Semoga pelajaran sejarah di kurik 2013 ini bisa membangkitkan semangat berIndonesia yang lebih joss

    Suka

    • kang_ulid berkata:

      Yup. Benar itu… kesulitannya adl mengubah mindset masy n siswa bahwa mapel sejarah membosankan. Untuk itu kita mulai dg menjawab pertanyaan ‘mengapa membosankan?’ Baru dilanjutkan dg menjawab pertanyaan ‘bagaimana caranya?’.
      Ada bbrapa hal yg perlu dlakukan yakni 1) update n upgrade pengetahuan sejarah, biar tdk terkesan monoton; 2) sejarah lokal wajib mendapat porsi lebih; 3) padukan dg metode pembelajaran yg bervariatif.
      Untuk menuju k sana, langkah awal adl guru pengajar sejarah haruslah yang benar2 kompeten dan berintegritas tinggi.

      Suka

  3. Pujo Cahyono berkata:

    Permisi, bangkitkan rasa nasionalisme peserta didik/siswa. Melalui kreatifitas yang ada guru pasti bisa, kunjungi http://pcahyono.blogspot.com/2013_08_01_archive.html

    Suka

  4. OBAT JELLY GAMAT berkata:

    Makasih atas infonya salam kenal aja gan, kunjungan pertama nih

    Suka

  5. wahyudiarta berkata:

    dan seni budaya pun menjadi pelajaran inti ^_^

    Suka

  6. Wasilun Za berkata:

    Ingat pesan proklamator : Jasmerah

    Suka

Silahkan Komen