30 September Penuh makna: Jalannya Gerakan…


Hmm…

Persaingan antara PKI dengan militer sudah muncul sejak lama, karena menurut PKI, militer dalam hal ini AD adalah saingan terberatnya. AD adalah satu-satunya kesatuan dalam tubuh TNI yang sangat sulit untuk dimasuki. Akhirnya PKI melancarkan ofensifnya terhadap militer dengan ditemukannya ‘dokumen gillchrist’ yang salah kalimatnya berisi kata-kata ‘our local army friend’ yang diartikan sebagai AD dan PKI menghembuskan issue Dewan Jenderal (DD).

Dokumen tersebut ditemukan di rumah Bill Palmer, di puncak, waktu rumah orang amerika itu, importir film-film Amerika, diobrak-abrik oleh Pemuda Rakyat (Dwipayana, 1989:116). Issue mengenai DD itu mencapai
tingkat yang berkembang sekitar bulan Mei, Juni, dan Juli, serta mencapai puncak pada bulan Agutus dan September 1965 (Dwipayana, 1989:117). Pada tanggal 4 Agustus Presiden Soekarno jatuh sakit, muntah-muntah dan pingsan, dan menurut tim dokter yang merawatnya, ada dua kemungkinan, pertama Bung Karno akan Meninggal dan kedua jika hidup beliau akan lumpuh dan karena itu pulalah maka PKI mengambil tindakan untuk ‘mendahului’ (Sekretariat Negara, 1994:68-69). Pada tanggal 6 September sampai
tanggal 29 September PKI mengadakan rapat yang dihadiri oleh Sjam, Pono, Letkol Untung, Kolonel Latief, Mayor (U) Sujono, Kolonel Latief, yang membahas tentang suatu gerakan yang akan dilakukan pada akhir September (MBABRI, 1995:170-176). Semula operasi tersebut bernama Operasi Takari tapi dirubah oleh Aidit menjadi ‘Gerakan Tiga Puluh September’. Dan akhirnya pada tanggal 1 dini hari terjadilah penculikan atas para perwira tinggi AD. Pasukan penculik dibagi menjadi tiga yaitu Pasopati yang bertugas untuk melaksanakan penculikan, Bimasakti yang bertugas untuk menguasai objek-objek dan daerah vital sepert stasiun RRI dan Pringgodani yang bertugas untuk mengamankan pangkalan militer di Lubang Buaya (Sulistyo, 2000:38).

Mengenai peristiwa penculikan para Jenderal ini, Presiden Soekarno mempunyai julukan sendiri yaitu ‘Gestok’ (Gerakan Satu Oktober). Alasannya bukan hanya karena kejadiannya sudah masuk tanggal 1 Oktober tapi jika ditelaah lebih lanjut maka ungkapan Bung Karno itu mengacu kepada operasi pembersihan yang dilakukan oleh AD yang dalam hal ini atas perintah Mayjen Soeharto selaku Panglima Kostrad (Sulistyo, 2000:03). Tindakan-tindakan yang diambil oleh pak Harto di benarkan oleh pak Nas.

Sumber:

Adam, Asvi Warman. 2004. Soeharto Sisi Gelap Sejarah Indonesia. Yogyakarta: Ombak.

Dwipayana, G & Ramadhan KH. 1989.Soeharto: Pikiran, Ucapan dan tindakan Saya, cetakan II. Jakarta: Citra Lamtoro Gung Persada.

Markas Besar ABRI. 1996. Bahaya Laten Komunisme di Indonesia, jilid IV, cetakan III. Jakarta: Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI.

Markas Besar ABRI. 1996. Bahaya Laten Komunisme di Indonesia, jilid V, cetakan III. Jakarta: Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI.

Sekretariat Negara RI. 1994. Gerakan 30 September, Pemberontakan Partai Komunis Indonesia. Jakarta, Sekretariat Negara RI.

Sulistyo, Hermawan. 2000. Palu Arit di Ladang Tebu, cetakan III. Jakarta: KPG.

Soerojo, Soegarso. 1988. Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai; G 30 S-PKI dan Peran Bung Karno, cetakan IV. Jakarta: PT Intermasa.

Team Dokumentasi Presiden RI, (ed) Dwipayana. 1991. Jejak Langkah Pak Harto: 1 Oktober 1965-27 Maret 1968, cetakan VII. Jakarta: Citra Lamtoro Gung Persada.

Artikel terkait:

  1.  https://ulidblog.wordpress.com/2011/09/30/30-september-penuh-makna-Pengantar/
  2. https://ulidblog.wordpress.com/2011/10/01/30-september-penuh-makna-dibalik-semua-pembantaian-itu/

1 Responses to 30 September Penuh makna: Jalannya Gerakan…

  1. […] Kang_Ulid Blog Sedang Belajar Menulis…! « 30 September Penuh makna: Jalannya Gerakan… […]

    Suka

Silahkan Komen