Materi Pendidikan Guru Penggerak: Doktrin atau Bukan?

16/05/2024

Pendahuluan

Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan program yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menumbuhkan profil Guru Penggerak yang memiliki kepemimpinan pembelajaran yang inovatif, kolaboratif, dan berpusat pada murid. Materi PGP dirancang untuk membekali Guru Penggerak dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memimpin perubahan dalam pendidikan.

Materi PGP dan Doktrin Kemendikbudristek

Materi PGP mencakup berbagai topik, antara lain:

  • Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

  • Pembelajaran berpusat pada murid

  • Kepemimpinan pembelajaran

  • Coaching dan mentoring

  • Pengembangan komunitas belajar

  • Inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran

  • Asesmen pembelajaran

  • Digitalisasi pendidikan

Pertanyaannya adalah, apakah materi PGP merupakan doktrin dari Kemendikbudristek?


Doktrin dapat didefinisikan sebagai suatu ajaran yang dianggap benar dan harus dipatuhi oleh semua orang. Dalam konteks ini, doktrin Kemendikbudristek merujuk pada kebijakan dan program yang harus dijalankan oleh semua satuan pendidikan di Indonesia.

Materi PGP memuat berbagai konsep dan strategi yang dianggap penting untuk mewujudkan visi dan misi Kemendikbudristek dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini, materi PGP dapat dikatakan selaras dengan doktrin Kemendikbudristek.

Namun, penting untuk dicatat bahwa materi PGP tidak dimaksudkan untuk dipaksakan kepada Guru Penggerak. Guru Penggerak didorong untuk mempelajari materi PGP secara kritis dan reflektif, dan kemudian menerapkannya dengan cara yang sesuai dengan konteks pembelajaran di kelas mereka masing-masing.

Kesimpulan

Materi PGP tidak sepenuhnya merupakan doktrin dari Kemendikbudristek. Materi ini memuat berbagai konsep dan strategi yang selaras dengan visi dan misi Kemendikbudristek, tetapi Guru Penggerak memiliki kebebasan untuk mempelajari dan menerapkannya dengan cara yang sesuai dengan konteks pembelajaran di kelas mereka masing-masing.

Catatan:

  • Materi PGP merupakan hasil kolaborasi antara Kemendikbudristek, praktisi pendidikan, dan pakar pendidikan.

  • Materi PGP terus diperbarui dan dikembangkan untuk memastikan bahwa Guru Penggerak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang terbaru dan paling relevan.


Jalan Kaki yang Membudaya

20/03/2024

*Postingan lawas

Hmm…

Culture Shock, menurut wikipedia, “is an experience a person may have when one moves to a cultural environment which is different from one’s own; it is also the personal disorientation a person may feel when experiencing an unfamiliar way of life due to immigration or a visit to a new country, a move between social environments, or simply transition to another type of life“. Dan ini sangat saya rasakan.

Kecemasan-kecemasan itu mulai terasa sejak pertama kali menginjakkan kaki ke Melbourne, Australia. Pengetahun yang kami dapatkan pada saat pre departure di Jakarta terus menghantui. Mulai dari ketatnya bandara, barang apa yang boleh dan tidak boleh dibawa, toilet kering (maaf), hingga cara memakai peralatan dapur. Itu membuat kami (terutama saya) makin cemas.

Satu hal yang saya amati adalah kebiasaan jalan kaki orang sini (Melbourne, Australia). Jika di rumah, kemana-mana kita menggunakan kendaraan, biasanya sepeda motor. Ke tempat kerja, mengantar anak sekolah, belanja, bahkan ke warung seberang jalan pun menggunakan kendaraan. Dan, merupakan hal yang aneh jika ada yang jalan kaki, baik bagi pejalan kaki maupun bagi orang lain.

 

Sementara, orang sini rata-rata berjalan kaki. Di kampus Monas University yang demikian luas, semuanya berjalan kaki. Di tengah kota Melbourne, juga banyak sekali pejalan kaki. Untuk orang sini, berjalan kaki 1-2km itu biasa.

Menariknya lagi, gesture pejalan kaki di sini hampir serupa. Ketika berjalan kaki, badan ditegakkan, dagu ditarik ke belakang, pandangan lurus ke depan, fokus, dan bergegas bahkan cenderung setengah berlari.

Ini kontras dengan kami yang baru beberapa hari di Melbourne. Jalan santai, menikmati suasana, sambil ngobrol, dan kalo rombongan, memenuhi jalan. karena seperti ini, saya sendiri, beberapa kali hampir di seruduk oleh pesepeda dan pemakai skate board.

Akhirnya sejak beberapa hari terakhir, saya berkomitmen untuk lebih banyak jalan kaki dan segera beradaptasi dengan gesture mereka. Apalagi, manfaat jalan kaki yang bisa didapatkan di antaranya baik untuk kesehatan jantun, menurunkan kolesterol, mengurangi risiko kemungkinan terkena stroke, obesitas, radang sendi, serta beberapa jenis kanker.

*Clayton North, Vic

** 09 Maret 2019

 

Baca entri selengkapnya »


Jangop 3 : psikolog & stress?!

20/05/2020

Sebuah acara jagongan dan ngopi virtual, kemudian di singkat JANGOP. Acara ini disiarkan secara LIVE melalu instagram (@marfi.01) atau fanpage fb (@marficorner). Ini tergantung sinyal. Hehe.

Jangop 3 ini memiliki tema “psikolog dan stress?”. Membahas 3 pertanyaan utama yaitu ” apa itu stress?”, “masa pandemik ini bisakah membuat stress?” dan “bisakah seorang psikolog stress?”.

Baca entri selengkapnya »


SE Penyederhanaan RPP, dan Kesiapan Guru

16/12/2019

Menarik mencermati Surat Edaran Menteri Pendidikan No. 14 th 2019 ttg penyederhanaan RPP. Tertulis bahwa dri 13 komponen RPP, hanya 3 yg wajib. Tujuan, skenario dan asessment. Sementara yg lainnya adl pendukung.
Ini mengagetkan. Pasalnya, sejak lama guru2 di Indonesia “dilatih” untuk membuat RPP dg 13 komponen tsb. Termasuk saya. Hingga pada suatu ketika, saya mendapat pencerahan.
Negara mengeluarkan biaya banyak untuk mencerahkan saya. Ini ttg nasib. Keberuntungan. Ada guru yg dengan mencermati sekitar, sudah sadar bahwa 13 komponen ruwet. Ada yg harus “dihantam” berbagai pelatihan baru sadar kalo ruwet. Saya sendiri, harus dikirim ke luar negeri untuk menyadari ini.

 

Baca entri selengkapnya »


Mari belajar tentang Menulis

09/04/2019

Menulis. Berasal dari kata tulis, yang dalam KBBI bermakna sebagai berikut, “tulis/tu·lis/ v, bertulis/ber·tu·lis/ v ada huruf (angka dan sebagainya) yang dibuat (digurat dan sebagainya) dengan pena (pensil, cat, dan sebagainya); bersurat (yang sudah disetujui); yang ada tulisannya: piagam yang berupa tembaga ~;~ tangan ditulis dengan tangan (tidak dicetak);“.

Sementara itu, menulis merupakan gabungan dari “me+tulis”, mempunyai makna:

Baca entri selengkapnya »


Dari Taksonomi Bloom ke TBRA.

05/04/2019

Ada hal menarik yang baru saya ketahui ketika mengikuti short course di Monash University yaitu Anderson adalah murid dari Bloom. Ampun dah, saya benar-benar kuper. Masak, hal se-mendasar ini baru disadari. Jauh-jauh ke negeri kanguru hanya untuk tau bahwa Anderson adalah murid bloom.

Namun, iu benar adanya. Saya baru tahu ketika di sana. Ketika ikut short course di Monash University. Saya ga mau menutup-nutupi hal itu. Lah, memang sebelumnya ga tau kok. Ya, Alhamdulillah sekarang sudah tahu. Hehehe.

Baca entri selengkapnya »


Senja Itu Begitu menawan: part 2, Habis.

29/03/2019

Tak terasa, waktu menunjukkan sekitar pukul 17.00 (waktu Melbourne). Kami pun beranjak pulang menuju apartement.

Penghuni kamar 310, berjalan beriringan. Yup, berjalan kaki. Jaraknya hanya sekitar 1,9 km kok. Kami sudah terbiasa untuk itu. Tepatnya membiasakan diri dengan pola hidup masyarakat Melbourne. Jalan kaki adalah salah satu bagiannya. Baca entri selengkapnya »