Pendidikan Guru Penggerak: Tes Ketahanan bagi Calon Guru Penggerak (CGP)

20/03/2024

Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan program pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kepemimpinan dan kemampuan pedagogis guru di Indonesia. Program ini dirancang untuk membekali guru dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memimpin perubahan di sekolah mereka dan mendorong murid-murid mereka untuk mencapai potensi penuh mereka.

Namun, PGP bukan program yang mudah. Program ini menuntut dedikasi, komitmen, dan ketahanan yang tinggi dari para CGP. Salah satu aspek yang membuat PGP menjadi tes ketahanan adalah pola pendidikannya yang menggabungkan pembelajaran sinkronus dan asinkronus dalam alur MERDEKA untuk 10 modul.


Baca entri selengkapnya »

Materi Pendidikan Guru Penggerak: Doktrin atau Bukan?

16/05/2024

Pendahuluan

Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan program yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menumbuhkan profil Guru Penggerak yang memiliki kepemimpinan pembelajaran yang inovatif, kolaboratif, dan berpusat pada murid. Materi PGP dirancang untuk membekali Guru Penggerak dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memimpin perubahan dalam pendidikan.

Materi PGP dan Doktrin Kemendikbudristek

Materi PGP mencakup berbagai topik, antara lain:

  • Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

  • Pembelajaran berpusat pada murid

  • Kepemimpinan pembelajaran

  • Coaching dan mentoring

  • Pengembangan komunitas belajar

  • Inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran

  • Asesmen pembelajaran

  • Digitalisasi pendidikan

Pertanyaannya adalah, apakah materi PGP merupakan doktrin dari Kemendikbudristek?


Doktrin dapat didefinisikan sebagai suatu ajaran yang dianggap benar dan harus dipatuhi oleh semua orang. Dalam konteks ini, doktrin Kemendikbudristek merujuk pada kebijakan dan program yang harus dijalankan oleh semua satuan pendidikan di Indonesia.

Materi PGP memuat berbagai konsep dan strategi yang dianggap penting untuk mewujudkan visi dan misi Kemendikbudristek dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini, materi PGP dapat dikatakan selaras dengan doktrin Kemendikbudristek.

Namun, penting untuk dicatat bahwa materi PGP tidak dimaksudkan untuk dipaksakan kepada Guru Penggerak. Guru Penggerak didorong untuk mempelajari materi PGP secara kritis dan reflektif, dan kemudian menerapkannya dengan cara yang sesuai dengan konteks pembelajaran di kelas mereka masing-masing.

Kesimpulan

Materi PGP tidak sepenuhnya merupakan doktrin dari Kemendikbudristek. Materi ini memuat berbagai konsep dan strategi yang selaras dengan visi dan misi Kemendikbudristek, tetapi Guru Penggerak memiliki kebebasan untuk mempelajari dan menerapkannya dengan cara yang sesuai dengan konteks pembelajaran di kelas mereka masing-masing.

Catatan:

  • Materi PGP merupakan hasil kolaborasi antara Kemendikbudristek, praktisi pendidikan, dan pakar pendidikan.

  • Materi PGP terus diperbarui dan dikembangkan untuk memastikan bahwa Guru Penggerak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang terbaru dan paling relevan.


Montessori di SMA: Melepaskan Potensi Remaja dengan Kebebasan Bertanggung Jawab

21/03/2024

Bukan Sekadar “Metode Anak-Anak”, Montessori di SMA Membuka Jalan Menuju Masa Depan yang Mandiri

Di era disrupsi dan perubahan yang cepat, pendidikan di SMA perlu beradaptasi. Saatnya melampaui metode tradisional dan merangkul pendekatan inovatif yang membekali remaja dengan keterampilan abad ke-21. Di sinilah Montessori hadir, bukan sebagai “metode anak-anak”, melainkan sebagai filosofi pendidikan yang membebaskan potensi remaja dengan kebebasan bertanggung jawab.


Bukan Sekadar Kurikulum, Tapi Perjalanan Mandiri

Baca entri selengkapnya »

Jalan Kaki yang Membudaya

20/03/2024

*Postingan lawas

Hmm…

Culture Shock, menurut wikipedia, “is an experience a person may have when one moves to a cultural environment which is different from one’s own; it is also the personal disorientation a person may feel when experiencing an unfamiliar way of life due to immigration or a visit to a new country, a move between social environments, or simply transition to another type of life“. Dan ini sangat saya rasakan.

Kecemasan-kecemasan itu mulai terasa sejak pertama kali menginjakkan kaki ke Melbourne, Australia. Pengetahun yang kami dapatkan pada saat pre departure di Jakarta terus menghantui. Mulai dari ketatnya bandara, barang apa yang boleh dan tidak boleh dibawa, toilet kering (maaf), hingga cara memakai peralatan dapur. Itu membuat kami (terutama saya) makin cemas.

Satu hal yang saya amati adalah kebiasaan jalan kaki orang sini (Melbourne, Australia). Jika di rumah, kemana-mana kita menggunakan kendaraan, biasanya sepeda motor. Ke tempat kerja, mengantar anak sekolah, belanja, bahkan ke warung seberang jalan pun menggunakan kendaraan. Dan, merupakan hal yang aneh jika ada yang jalan kaki, baik bagi pejalan kaki maupun bagi orang lain.

 

Sementara, orang sini rata-rata berjalan kaki. Di kampus Monas University yang demikian luas, semuanya berjalan kaki. Di tengah kota Melbourne, juga banyak sekali pejalan kaki. Untuk orang sini, berjalan kaki 1-2km itu biasa.

Menariknya lagi, gesture pejalan kaki di sini hampir serupa. Ketika berjalan kaki, badan ditegakkan, dagu ditarik ke belakang, pandangan lurus ke depan, fokus, dan bergegas bahkan cenderung setengah berlari.

Ini kontras dengan kami yang baru beberapa hari di Melbourne. Jalan santai, menikmati suasana, sambil ngobrol, dan kalo rombongan, memenuhi jalan. karena seperti ini, saya sendiri, beberapa kali hampir di seruduk oleh pesepeda dan pemakai skate board.

Akhirnya sejak beberapa hari terakhir, saya berkomitmen untuk lebih banyak jalan kaki dan segera beradaptasi dengan gesture mereka. Apalagi, manfaat jalan kaki yang bisa didapatkan di antaranya baik untuk kesehatan jantun, menurunkan kolesterol, mengurangi risiko kemungkinan terkena stroke, obesitas, radang sendi, serta beberapa jenis kanker.

*Clayton North, Vic

** 09 Maret 2019

 

Baca entri selengkapnya »


Jangop 3 : psikolog & stress?!

20/05/2020

Sebuah acara jagongan dan ngopi virtual, kemudian di singkat JANGOP. Acara ini disiarkan secara LIVE melalu instagram (@marfi.01) atau fanpage fb (@marficorner). Ini tergantung sinyal. Hehe.

Jangop 3 ini memiliki tema “psikolog dan stress?”. Membahas 3 pertanyaan utama yaitu ” apa itu stress?”, “masa pandemik ini bisakah membuat stress?” dan “bisakah seorang psikolog stress?”.

Baca entri selengkapnya »


dari Pendidik Pancasila hingga Konsistensi

29/02/2020

Hmm…

Sekarang tgl 29 Februari 2020. Tanggal yang akan kembali 4 tahun lagi. Seringkali saya guyon, bahwa jika seseorang lahir di tanggal ini maka ultahnya 4 tahun sekali. Hehehe.

Berhubung unik, maka saya paksakan tuk meninggakkan jejak di sini. Padahal sudah lama tidak posting sesuatu di sini. Ya hitung-hitung melatih kembali kemampuan menulis.

Baca entri selengkapnya »


Mau KD itu apa?!

18/12/2019

Lanjutan postingan sebelumnya.

Setelah melakukan analisis KD. Kita tau apa yg diinginkan oleh KD tsb. Maka langkah selanjutnya adalah membuat skenario pembelajaran.

Baca entri selengkapnya »